50 Egrang Ramaikan Karnaval 10 Kilometer di Lubang Buaya
Sekitar 1.500 peserta mengikuti acara karnaval yang digelar oleh SMPN 246 Lubang Buaya dan Pondok Pesantren Minhaajurradsyidiin, Rabu (17/8). Dari jumlah tersebut, 50 peserta menggunakan egrang untuk berjalan dengan jarak tempuh sekitar 10 kilometer.
Awalnya ya sering jatuh. Tapi kalau sering latihan, Insya Allah bisa walau jarak tempuhnya 10 kilometer
Karnaval yang mengambil titik awal perjalanan dari halaman Ponpes Mihaajurasyidiin, Jalan SPG 7, dilakukan usai Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih menyambut HUT ke 71 Kemerdekaan RI. Dari 1.500 peserta ini, seluruhnya mengenakan pakaian unik dan khas. Seperti seragam Paskibraka, busana muslim khas pesantren, pakaian adat nusantara, khas Betawi hingga seragam hitam putih.
Ketua Panitia Karnaval, Mohammad Samin mengatakan, karnaval ini rutin digelar setiap tahun. Jika peserta tahun lalu ada 1.000 maka tahun ini bertambah menjadi 1.500 peserta. Mereka berasal dari SDN 08 dan 09 Lubang Buaya, SMPN 246 dan santri Ponpes Minhaajurassyidiin.
Puluhan Siswa TK Ikut Lomba Menggambar"Tahun ini yang jadi pembeda, ada 50 peserta karnaval yang menggunakan egrang. Mereka juga harus menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 10 kilometer," ujar Mohammad Samin, yang juga Kepala SMPN 246.
Egrang sengaja dilibatkan karnaval agar generasi penerus bangsa mencintai budayanya sendiri. Selama ini egrang nyaris punah karena kaum remaja sudah terhipnotis oleh budaya asing.
Rute karnaval yang dilalui peserta adalah, start dari Ponpes Minahajurosyidiin. Kemudian menuju Jalan SPG 7, Jalan Raya Lubang Buaya, Jalan Masjid Al Baidho, Jalan Tri Sastra dan kembali ke Jalan SPG 7.
Rahmat (15), salah satu peserta egrang mengatakan, untuk ikut karnaval, butuh waktu sekitar satu minggu latihan. Awalnya memang agak canggung namun selanjutnya terbiasa. Untuk menempuh jarak 10 kilometer ia berjalan santai.
"Awalnya ya sering jatuh. Tapi kalau sering latihan, Insya Allah bisa walau jarak tempuhnya 10 kilometer," tandas Rahmat.